0 Comments

0 0
Read Time:1 Minute, 54 Second

tobehonesttheatre.comSineas Indonesia Bicara Persaingan dengan film Korea, diungkap produser Andi Bachtiar Yusuf di Bali International Film Festival, 7 Juni 2025. Ia minta pemerintah beri posisi jelas agar sineas lokal tak kalah saing dengan produksi Korea yang mendunia. Budaya lokal dan fasilitasi syuting jadi kunci. Oleh karena itu, artikel ini rangkum pernyataan Andi, tantangan industri film, dan solusi strategis, berdasarkan sumber pengguna per 22 September 2025, 10:43 WIB.

Andi Bachtiar Yusuf Ungkap Tantangan Saingi Film Korea

Andi Bachtiar Yusuf, produser dan penulis skenario, sebut film Korea laris karena ekspor budaya otentik. “Korea tawarkan budaya mereka, Hollywood bahkan bawa karakter Korea,” ujarnya. Sebaliknya, Indonesia hadapi dilema definisi budaya lokal. Dengan demikian, “Budaya mana lagi, lokalnya banyak,” katanya. Misalnya, di pameran syuting internasional, booth luar negeri beri anggaran jelas, sementara Indonesia ribet soal tax rebate karena koordinasi Kemenbud dan Kemenkeu lemah. Untuk itu, Andi sarankan Kemenbud kolaborasi lintas kementerian untuk fasilitasi sineas. Kolaborasi ini bisa turunkan biaya produksi dan tingkatkan daya saing.

Hambatan Syuting: Biaya Tinggi di Lokasi Wisata

Biaya syuting di destinasi seperti Raja Ampat sangat mahal, hambat produksi film lokal. Selain itu, kurangnya insentif seperti tax rebate buat proses syuting rumit. Dengan kata lain, sineas lokal sulit bersaing dengan produksi asing yang didukung ekosistem matang. Misalnya, Korea punya strategi ekspor budaya via film dan drama, didukung pemerintah. Untuk itu, Andi: “Kebudayaan punya kekuatan untuk kerja sama paralel dengan kementerian lain.” Solusi ini bisa ciptakan ekosistem film kompetitif, tarik investor, dan promosikan budaya Indonesia di kancah global.

Solusi Strategis untuk Film Indonesia

  1. Dukungan Pemerintah: Insentif tax rebate dan koordinasi Kemenbud-Kemenkeu.
  2. Promosi Budaya Lokal: Fokus pada narasi otentik, seperti cerita rakyat atau sejarah.
  3. Fasilitasi Syuting: Turunkan biaya di lokasi wisata, seperti Bali atau Raja Ampat.
  4. Peningkatan Kapasitas: Pelatihan sineas untuk saingi kualitas produksi Korea.

Selain itu, festival seperti Bali International Film Festival jadi platform promosi. Dengan demikian, sineas bisa pamerkan karya ke pasar global. Misalnya, film lokal bertema budaya Bali atau Jawa bisa menarik seperti K-drama. Untuk itu, dukungan terintegrasi kunci keberhasilan.

Kesimpulan

Sineas Indonesia hadapi persaingan dengan film Korea yang mendunia berkat budaya otentik. Oleh karena itu, Andi Bachtiar Yusuf minta pemerintah fasilitasi tax rebate dan kolaborasi lintas kementerian. Dengan demikian, biaya syuting turun, budaya lokal terangkat. Untuk itu, ekosistem film kuat jadi langkah menuju pasar global.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts